Kamis, 02 Agustus 2012

PERGAULAN PENDIDIKAN DI SMPN 4 PURWAKARTA


BAGIAN I

LAPORAN PENGAMATAN
PERGAULAN PENDIDIKAN DI SMPN 4 PURWAKARTA

A.  Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, diungkapkan sebagai berikut:”Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa mendatang. Menurut Undang-Undang   No 20 tahun 2003:Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pengertian pendidikan menurut Dictionary of Education : Proses seseorang untuk untuk mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup. Proses sosial yang terjadi pada orang dan dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu secara optimal. Dengan kata lain garapan pendidkan akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku yang sifatnya permanen (tetap).
B.       Tujuan Pengamatan
Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk:
·         Mengetahui phenomena pergaulan pendidikan di SMPN 4 Purwakarta
·         Mengetahui bagaimana penerapan pergaulan di SMPNegeri 4 Purwakarta
·         Mengetahui kendala-kendala dalam penegakkan pergaulan yang baik
C.       Manfaat pengamatan
Adapun manfaat pengamatan adalah untuk:
  1. Bagi warga SMP Negeri 4 Purwakarta
·         Mengetahui phenomena pergaulan di SMPN4 Purwakarta
·         Perbaikan atau koreksi diri atas pergaulan di SMPN 4 Purwakarta
·         Penerapan nilai karakter yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut.
·         Terciptanya lingkungan pendidikan yang sehat dan dinamis
  1. Pihak lain
·         Sebagai acuan penerapan pergaulan pendidikan yang sehat
·         Sebagai tolak ukur sekolah yang sehat
·         Sebagai  teladan dan cermin pendidan yang berbasis nilai karakter

BAGIAN II
HASIL PENGAMATAN
PERGAULAN PENDIDIKAN DI SMPN 4 PURWAKARTA


A.      Pengertian Pergaulan Pendidikan
Pergaulan adalah kontak langsung antara satu individu dengan individu lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lain. Sehingga termungkinkan untuk dibentuknya kesepahaman.
Pergaulan Pendidikan, dimana kontak langsung antara pendidik dan peserta didik dapat menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif, dimana seorang tenaga pendidik akan lebih mudah menilai dan bisa lebih terbuka dalam mengajarkan. Sehingga hubungan ini akan terus berlanjut dan menciptakan suatu kondisi yang akan terus mengikat dalam konteks norma. Pergaulan pendidikan bersifat memberikan pengaruh dan pengaruh itu diberikan dengan landasan tujuan serta dalam keadaan sadar.
Setelah diamati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan     rendahnya mutu   menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

B.       Penomena Pergaulan di SMPN 4 Purwakarta
Visi dan misi  SMP Negeri 4 adalah unggul dalam prestasi peduli lingkungan, bermartabat dan berbudi pekerti luhur….dalam pencerminan visi dan misinya , maka tujuan pendidikan di SMPN 4 Purwakarta mengarah pada pencapaian atau peningkatan kualitas nilai etika antar keluarga pendidikan di lingkungan SMPN 4 Purwakarta. 
Pergaulan atau interaksi antara anggota keluarga sekolah menjadi perhatian utama. Dalam penerapan pergaulan atau interaksi tersebut di laksanakan secara menyeluruh dari mulai penjaga sampai kepala sekolah. Dituntut untuk melaksanakan hubungan yang harmonis dalam setiap kesempatan pergaulan.
Kenyataannya dalam pergaulan yang terdapat di SMPN 4 Purwakarta masih tidak jelas kemana dan apa yang dituju dari wujud visi dan misi yang terjadi. gelombang globslisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain. Bebas dalam mengaktualisasikan hasil globalisasi terhadap kehidupannya seta bebas mengakses dan mencoba kehidupan sesuai dengan informasi yang diterimanya melalui media internet atau media masa lainnya.
Terjadinya rasa hormat atau respect yang harus di lakukan oleh murid kepada guru, murid terhadap murid lainya atau terhadap lingkungan lainnya. Kemerosotan mutu pendidikan terjadi akibat kurangnya motivasi belajar, acuh tak acuh terhadap kewajiban belajar dan terjadinya kemerosotan dalam tata krama pergaulan.
Berdasarkan phenomena tersebut diatas maka pengamat yang sekaligus sebagai pengajar di SMPN 4 Purwakarta berusaha untuk senantiasa meningkatkan pelayanan minimal terhadap kebutuhan peserta didik, berusaha untuk memberikan proses pembelajaran yang lebih baik dan teladan dalam bersikap dengan harapan dapat memperkecil pengaruh globalisasi pada gaya hidup dan  pergaulan peserta didik di  SMP negeri 4 Purwakarta.
C.  Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan selama 5 hari kerja dari mulai hasi senin sampai dengan hari jumat tanggal  4 – 8 Juni 2012 diperoleh hasil pengamatan pergaulan atau interaksi sebagai berikut:
1.      Antar peserta didik
Dari hasil pengamatan diperoleh cara pergaulan antar peserta didik  (tidak dilihat perjenjang) pagi hari ada salam dan tegur sapa ala anak muda yaitu antara lain dengan ucapan hey..lalu asik berceloteh tentang kegiatan-kegiatan mereka sebelum pagi ini. Pada hari senin disebukkan dengan persiapan kelengkapan pakaian dan persiapan upacara bendera, nuansa akrab dengan bahasa yang kurang nyaman terdengar berlalu pada setiap istirahat.
Pada pelaksanaan shalat duha bersama sebagian kecil peserta didik khususnya yang laki-laki masih enggan untuk melakukan shalat, penceramah kurang diperhatikan (asik berdiskusi sendiri ) hal itu dikarenakan lingkungan yang terpencar sehingga sulitnya pengkondisian peserta didik.
Pelaksanaan olahraga bersama dilakukan siswa dengan berjalan kaki dari sekolah ke alun-alun atau sekitar 3 kilo meter dilakukan dengan kompak dan penuh canda, di tempat ( situ buleud) bupati sudah menunggu dengan salam dan senyum hangat seorang pemimpin yang dengan sabar melayani slam dan jabat tangan anak-anak SMPN 4 Purwakarta.
Kalau diperhatikan dari situasi [ergaulan tersebut sudah cukup memberikan pendidikan dan pembiasaan untuk mencapai tujuan pendidikan nasioanal, khusunya dalam penanaman budi pekerti, namun lingkungan diluar sekolah dan di luar keluarga turut mempengaruhi pergaulan pendidikan yang rawan akan pengaruh negative.
2.      Antara guru dengan peserta didik
Hubungan antara peserta didik dan guru, pembiasaan bertemu dengan mencium tangan guru sudah menjadi pemandangan sehari-hari, ucapan salam sering terdengan dari guru menyapa peserta didiknya dan penerapan disiplin berpenampilan senantiasa menjadi pemandangan setiap hari.

3.      Antar guru
Hubungan antar guru terjalin sangat kekeluargaan , diawli dengan ucapan salam dan saling menyapa dengan pertanyaan kabar diri dan keluarga masing-masing dengan jabat tangan erat menandakan hubungan antar individu yang menunjukan kualitas diri yang bermutu telah terjalin dan layak dijadikan teladan bagi peserta didik.
Kematangan berpikir para guru menggambarkan pribadi-pribadi mantap dan dewasa dalam meberikan pembelajaran etika dan budi pekerti bagi pencapain tujuan pendidikan. Sesekali teguran dilontarkan guru kepada peserta didiknya yang menyalahi aturan, nasihat –nasihat tak henti di sampaikan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Cara pergaulan dipandang sehat dimana kehangatan kekeluargaan menjadi cirri pergaulan atar guru di SMPN 4 Purwakarta, panggilan teteh, euceu, akang, ayi, aceuk dll dilontarkan dari satu guru ke guru yang lain sebagai wujud atau pertanda saling menghargai satu sama lain. Pergaulan pada saat jam istirahat selain mendiskusikan kesulitan penyajian pembelajaran (metode atu strategi mengajar) juga mendiskusikan hal-hal yang menuju penciptaan tujuan pendidikan di sekolah dan mewujudkan visi dan misi SMPN 4 Purwakarta.
4.      Antara warga sekolah
Pergaulan antar warga sekolah dari mulai penjaga, staf tata usaha, peserta didik, pendidik dan kepala sekoalh terjalin dengan baik, harmonis:setiap unsure  paham akan hak dan kewajiban masing-masing. Sehingga pergaulan terasa indah dan nyaman di perhatikan dan dirasakan.

Minijmen kepala sekolah memegang kendali dalam pelaksanaan pergaulan antar warga sekolah, ada beberapa hal yang sempat di amati selama satu minggu tersebut yaitu: arisan keluarga yang dilakukan di rumah masing-masing guru ( sesuai jadwal) bertujuan agar mengenal kehidupan keluarga masing-masing. Pengajian dan sholat duha bersama pada hari selasa, olahraga bersama pada hari jum’at pagi.. hal itu mencerminkan contoh tauladan dan pembiasaan yang baik.

BAGIAN III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.    Kesimpulan
Hasil pengamatan pada salah satu phenomena yang terjadi dalam pendidikan khususnya pergaulan pendidikan di SMPN 4 Purwakarta dapat disimpulkan sebagi berikut:
a.      Tujuan pendidikan nasional (SNP No 20 tahun 2003:) yang memiki titik berat pada kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia…. Melalui tauladan dan pembiasaan di SMPN4 Purwakarta dapat dicapai
b.      Tujuan pendidikan nasioanal yang diterjemahkan dalam bentuk tujuan pendidikan sekolah, visi dan misi SMP Negeri 4 Purwakarta dapat tercapai melalui pergaulan yang sehat yang terjadi antar warga sekolah secara keseluruhan
c.       Tujuan pendidikan khusunya pada pergaulan pendidikan telah berhasil di laksanakan, diterapkan walaupun masih  banyak factor panghambat namun dengan pembiasaan dan pemberian teladan dari  guru maka tujuan pendidikan dapat teratasi atau tercapai.
2.    Saran 
a.         Untuk menanggulangi pengaruh pergaulan di luar pendidikan yang sangat mudah diserap oleh siswa SMP yang notabene masih labil, hendaknya pembiasaan penerapan akhlaq dan jiwa Pancasila senantiasa di laksanakan secara paksa oleh peserta didik agar terjadi pembiasaan yang baik.
b.        Pembiasaan berolah raga bersama jangan dikotori dengan penggunaan bahasa yang buruk harus dihindari dan perlu pemantauan guru yang relative extra ketat agar tidak terjadi pembiasaan berbahasa yang tidak pantas diucapkan oleh pelajar.

“Peer coaching” Salah Satu Model Pembinaan Guru


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 74 tahun 2008 tentang guru  dimana tugas dan fungsi seorang guru yang memiliki kompetensi pedagogik, professional, social dan kepribadian   memiliki tugas yang  utama yaitu; merencanakan, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. .sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan di negara Indonesia tercinta ini.
Kemampuan profesianal guru di uji dengan berbagai hal, salah satunya yaitu dengan uji kompetensi bagi calon guru professional yang dilaksanakan oleh kemendikbud beberapa waktu yang telah lalu. menunjukan hasil yang tidak memuaskan. Sehingga terjadi berbagai kehawatiran dari pemerintah, ditambah dengan adanya penurunan kualitas pendidikan secara kumulatif ditingkat nasional dan internasional tentu menjadi bahan pemikiran bagi pemerintah, dengan   berupaya mencari alternative model pembinaan terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) khususnya guru  untuk melengkapi model-model pembinaan yang telah ada yang dipandang mampu meningkatkan kualitas keprofesian guru.  . Salah satu model pembinaan profesi PTK khususnya guru adalah dengan peer coaching,  lalu timbul pertanyaan apa, kenapa, dan bagaimana peer coaching?.
Peer coaching adalah suatu Metode pengembangan profesional untuk meningkatkan kemitraan  dan menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi guru,  . Dalam peer coaching, para guru berbagi pengalaman mereka, saling memberikan masukan, dorongan, bersama-sama memperbaiki keterampilan mengajar, ataupun memecahkan masalah dalam kelas. Kinlaw (dalam Rush, Shelden, & Hanft, 2003),
Tujuan yang di harapkan dari  Peer coaching adalah :
1). Terjadinya kolaborasi antar guru,
2). Berbagi idea,
3)  Timbulnya rasa kebersamaan,
4). Terjadinya dialog professional dan
5)  Meningkatkan kompetensi guru
 Sebagai guru dan individu yang senantiasa berkeinginan untuk meningkatkan kualitas profesinya seorang guru harus menyadari bahwa diri kita masih memiliki kekurangan dalam pengetahuan, pemahaman dan praktek keprofesian kita, kita juga harus menyadari bahwa rekan –rekan kita memiliki kelebihan dari kita masalahnya adalah maukah kita mendengarkan mereka dengan penuh keikhlasan? Lalu kita juga harus sadar pada kelebihan pengetahuan, pemahaman dan praktek keprofesian kita masalahnya adalah maukah kita bebagi kelebihan kita dengan mereka secara ikhlas dan sadarkah kita bahwa kita memiliki kelebihan pengetahuan, pemahaman praktek keprofesian kita. Lalu..maukah kita berbagi untuk mereka yang berkurang dengan ikhlas?serta maukah kita maju bersama, bekerjasama dengan teman  sejawat? .
Langkah pelaksanaan peer coaching :
Ilustrasi:
Ibu Maya merasa kurang mampu untuk membuat starategi pembelajaran agar  membantu ia dan peserta didiknya dalam memahami materi dalam pembelajaran agama di kelasnya, dengan rasa rendah diri ibu maya menghadap pada ibu Yayah untuk meminta pendapat saran dan masukan bagaimana cara menyajikan mateti pembelajaran tersebut. lalu merekapun mendiskusikan dengan seksama akan apa-apa yang menjadi kekurangan ibu Maya dalam penyajian proses pembelajaran, mereka menemukan satu alternative teknik mengajar dan pengelolaan kelasnya untuk dipraktekan di kelas ibu Maya dengan pendampingan oleh ibu yayah ,akhirnya ibu Maya mempraktekan hasil diskusinya dan merasa puas terlebih ibu maya mendapat ilmu pengetahuan tentang pengelolaan kelas yang efektif serta teknik mengajar yang baru dan tampaknya peserta didik ibu maya cepat memahami mataeri yang diajarkan ..
Dari ilustrasi tersebut kita dapat ditarik kesimpulan secara sederhana bahwa peeroaching merupakan pembinaan guru yang dilakukan seorang guru yang sudah memiliki kesadaran akan kekurangan dan kelebihan seseorang dalam memberikan pelayaan terhadap peserta didik.
Mekanisme pelaksanaan peercoaching tersebut diatas dapat digolongkan kedalam:
1.      Goal/Tujuan (menyusun tujuan atau target yang sesuai / diharapkan) contoh: membuat starategi pembelajaran
2.      Reality (identifikasi kelemahan  dan sumber-sumber penyebab terjadinya masalah) contoh: mendiskusikan dengan seksama akan apa-apa yang menjadi kekurangan ibu Maya dalam penyajian proses pembelajaran
3.      Option (memilih tindakan yang sesuai dengan tujuan) menemukan satu alternative teknik mengajar dan pengelolaan kelasnya untuk dipraktekan di kelas ibu Maya
4.      What’s next(menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk meraih tujuan) mempraktekan hasil diskusinya
5.      Monitoriung (mengecek atau mengamati tindakan-tindakan yang dilakukan dan kemajuan yang telah dicapai)  pendampingan oleh ibu yayah
6.      Evaluating (menilai ketercapaian tujuan)  peserta didik ibu maya cepat memahami mataeri yang diajarkan .