Rabu, 23 Februari 2011

RASA AMAN DAN NYAMAN PADA SISWA MENJADIKAN PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS


Banyak kasus yang terjadi pada siswa  saat menerima pembelajaran ada yang merasa ngantuk, malas, takut dan bosan menerima pembelajaran hingga yang terjadi hanyalah pembelajaran yang satu arah karena siswa tidak mau dan bahkan tidak mau hadir pada saat guru tersebut hadir di kelas melakukan proses pembelajaran. Hal itu pula di perparah oleh kondisi guru yang sudah lupa pada pentingnya pengelolaan kelas yang merupakan keterampilan seorang guru yang sudah professional.
Dari contoh kasus tersebut maka seorang guru yang profesional sesuai dengan yang diharapkan pemerintah dalam Undang-Undang Guru dan Dosen  no 14 tahun 2005. yaitu guru yang menguasai empat kompetensi: kompetensi professional, kepribadian, sosial dan pedagogik. Penerjemahan dari kemampuan guru yang memiliki kompetensi profesionalnya salah satunya adalah guru tersebut mau dan mampu  melaksanakan tiga standar pendidikan yaitu standar isi, standar proses dan standar penilaian.  Yang sangat jelas terlihat adalah pada pelaksanaan standar proses dimana pengelolaan kelas mutlak diperlukan guna menciptakan suasana yang aman, nyaman dan berkualitas  bagi guru itu sendiri terlebih pada siswannya.
Yang sangat mendasar diperlukan oleh seorang siswa yaitu rasa aman, nyaman untuk terjadinya pembelajaran yang berkualitas. Rasa aman diperlukan siswa bukan berarti aman dari tawuran atau peperangan, namun rasa aman berada di dalam kelas pada saat terjadinya proses pembelajaran. Rasa aman dari rekan-rekannya  terutama dari kehadiran gurunya.  Kondisi guru dan teman-teman yang hangat dikelas menjadikan rasa percaya diri untuk hadir di kelas. Pada saat ini guru-guru sudah mencoba untuk menanamkan rasa aman tersebut  namun masih banyak siswa yang tidak menyadarinya, hal itu bisa terjadi karena siswa tidak menganggap ada pada kehadiran guru itu ( guru ada namun tidak adanya rasa yang menyatu diantara keduanya). Kondisi seperti itu bisa dihilangkan oleh guru yang professional hanya dengan sambutan guru di pagi hari walau hanya dengan sapaan kecil, uluran jabat tangan persahabatan, bincang-binacng kecil dan dilakukan sang guru dengan ihklas hal itu akan menambah jalinan emosional antara guru dengan siswa dan akan menimbulkan rasa percaya siswa pada guru tersebut dan akhirnya siswa itu merasa aman untuk hadir di kelas.
            Rasa nyaman pada siswa akan diperoleh Dari seorang guru yang senantiasa menaburkan benih kenyamanan dalam kelas  hal tersebut tidak mudah dilakuakan namun juga tidak menyulitkan hanya butuh niat atau merubah mind set. seorang guru bisa memulainya dengan menyapa siswa, menanyakan kondisi diri siswa dan keluarganya bahkan hanya menanyakan keadaan dan atau kondisi hati yang tengah dirasakan siswa pada saat ini. Dengan memakai strategi dan metode pembelajaran serta media atau alat peraga pelajaran akan menambah kenyamanan belajar serta proses pembelajaranpun akan semakin berkualitas. Hal tersebut dipandang jitu dalam menarik minat belajar siswa sebab apabila siswa sudah memiliki minat belajar  maka rasa aman, nyaman ada dikelas dengan pelajaran yang dihadapi akan berjalan dengan lebih efektif, enjoyful learning pun (pembelajaran yang menyenangkan  ) akan terwujud secara alami.
            Selain hal-hal tersebut tadi,  jangan lupa ingatkan kembali pada siswa akan apa yang harus mereka lakukan atau niatkan pada saat awal belajar  buatlah mereka menyadari bahwa kewajiban mereka adalah belajar untuk masa depan dan menyenangkan orang tua mereka dengan menunjukan hasil belajar yang relatif sangat berkualitas.  Guru yang sudah menerapkan pengelolaan kelas yang sangat sederhana tadi , yang sudah memberikan rasa aman, nyaman yang pada akhirnya akan berdampak pada terjadi proses pembelajaran yang lebih berkualitas, maka guru itu sudah dapat digolongkan pada guru yang berkualitas  atau yang lebih tren dengan sebutan guru yang professional yang memberi dampak yang jauh lebih baik bagi murid-murid mereka dan murid-muridnya tersebut   akan mampu menerapkan hasil pembelajaran pada kehidupan nyata mereka akibat dari sebuah pembelajaran yang bermakna dan berkualitas yang bermula dari rasa aman, nyaman siswa dalam proses pembelajaran.
            Bagi kita para pendidik tidak dilarang untuk saling mengingatkan dan berbagi kemampuan atau pun kiat-kiat dalam menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, maka dari itu segala bentuk shering diantara kita sangat dbutuhkan.  Semoga salah satu bentuk pengelolaan kelas yang penulis tuliskan ini bisa bermanfaat bagi kita semua, Amin.





Selasa, 22 Februari 2011

STRATEGI PENGELOLAAN KELAS "DOMPET KERESAHAN MENJADI ALTERNATIP MENINGKATKAN DAYA KONSENTRASI BELAJAR SISWA "


Seorang guru yang perduli terhadap hasil belajar siswanya pada setiap akhir pertemuan merupakan langkah yang harus dimiliki atau strategi yang mutlak dimiliki oleh seorang pendidik, karena suatu stategi tersebut merupakan salah satu pengelolaan kelas (classroom management) yang harus di kuasai oleh seorang guru.

Sesuai dengan kehendak pemerintah dalam Undang-Undang Guru dan Dosen no 14 tahun 2005 yang mengharapkan guru yang memiliki kompetensi pedagogic, professional, pribadi dan social. Guru yang sudah menyadari kewajibannya adalah guru yang senantiasa memperhatikan muridnya dengan menampilkan proses pembelajaran yang efektif.

Ketika seorang guru dihadapkan dengan kondisi siswa yang sudah kelihatan tidak perhatian atau sudah mulai resah pada saat pembelajaran berlangsung maka guru tersebut harus menghentikan dulu atau merubah strategi yang sedang dipakai dengan mencoba menghilangkan dulu kepenatan /kebosanan/kegelisahan murid-muridnya.

Penulis punya pengalaman yang telah dianggap berhasil karena dengan diterapkannya strategi baru, para siswa kembali pokus dengan jangka waktu yang relative lama hinga akhir pelajaran berakhir dan itu di uji cobakan pada 6 kelas parallel. Penulis sebut strategi tersebut dengan DOMPET KERESAHAN. Kenapa penulis sebut DOMPET KERESAHAN? Karena pada saat itu terjadi, penulis hanya menggunakan dompet sebagai sarana untuk menampung semua keresahan yang dimiliki oleh siswa.

Pada menit ke 30 siswa sudah jenuh dengan pembelajaran bahasa Inggris yang disajikan maka penulis meminta semua siswa untuk menuliskan pada secarik atau bahkan secuir kertas semua keresahan yang tengah dihadapi oleh siswa pada saat itu sehingga mengganggu konsentrasi belajar, maka semua siswa menuliskan keresahan-keresahan yang mereka alami, lalu setelah mereka menuliskannya penulis meminta siswa untuk untuk meremas kertas tersebut sekencang-kencangnya dan mengumpulkannya pada dompet yang sudah penulis siapkan, lalu penulis menunjukan kepada semua siswa bahwa semua keresahan yang mereka tuliskan sudah ditampung disuatu tempat untuk kemudian disepakati untuk dikunci rapat-rapat agar tidak kembali menghampiri siswa, maka penulispun menutup resleting dompet tersebut tanpa membukanya lalu apa yang terjadi dari reaksi siswa? Mereka tertawa dan sepakat untuk melanjutkan pembelajaran kembali tanpa beban sampai materi selesai dan begitu dilakukan evaluasi maka nilai siswa pun cukup baik.  Kemudian isi Dompet Keresahan itu Penulis baca ternyata isinya berbagai macam antara lain: lapar,haus,pacar,takut dimarahin ortu, takut sama guru, materi membosankan, ngantuk ingat janji dll. Kemudian penulis uji cobakan juga strategi tersebut pada kelas-kelas penulis  yang lain   yang belum menggunakan strategi tersebut dan ternyata hampir di ke enam kelas parallel yang penulis ajar semuanya terjadi peningkatan daya konsentrasi tanpa paksaan sama sekali. Dan hasil tes proses belajar hari itupun meningkat terutama pada tingkat motivasi siswa belajar. Nah rekan-rekan guru, dari pengalaman keseharian penulis yang berusaha untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan salah satunya dengan pengelolaan kelas untuk meningkatkan kembali konsentrasi belajar siswa di tengah-tengah proses pembelajaran yang penulis beri nama DOMPET KERESAHAN maka strategi ini bisa dijadikan salah satu cara untuk menumbuhkan kembali semangat belajar yang sempat terganggu oleh berbagai keresahan.