Kamis, 11 Agustus 2016


DiTUBRUK  KAMBING

Gifty masih belum bisa menutup matanya padahal jam di dinding sudah berdentang sebelas kali, suara jangkrikpun sudah semakin ramai terdengar. Kakak sudah tidur pulas ya… dari suara bunyi ZZZZZ…dari tempat tidurnya…gifti bangun keluar kamar dengan langkah pelan maklum takut membangunkan ayah dan ibu nanti jadi berabe deh..pikiran gifty tidak sabar menunggu esok hari saat pembagian rapot kenaikan kelas, gifty  khawatir tidak naik kelas sebab kalau tidak naik kelas gifty tidak bisa berlibur kerumah nenek di kampung, gifty sudah rindu sekali sama nenek terutama sama kambing yang tidak pernah berhenti mengembik, gemericik air di sungai, air pancuran yang selalu menjadi tempat paforit saat gifty mandi pagi dan sore. Pikiran gifty terus terbang melayang membayangkan suasana desa yang terus menjadi penyemangat dalam hidupnya.
Terdengar suara ayah memanggil nama: “Gifty cantik …bangun nak solat subuh lalu siap-siap pergi sekolah,,hari ini kan hari kenaikan kelasmu” gifty tersentak bangun dan ternyata suara adzan subuh terdengar sayup sayup..segera gifty pun mandi, sholat subuh  dan bersiap-siap ke sekolah…
Ibu: “ini nasi dan lauknya buat gifty, ini buat kakak dan jangan lupa yang satu lagi berikan kepada ibu guru ya”
Gifty: “ iya  bu buat ibu guru biar aku yang ngasih ya bu?
Ibu: “ iya nanti ibu bilang sama kakak, makanan buat ibu guru gifty yang ngasihnya”
Berangkatlah gifty dan kak Khansa ke sekolah dengan hati deg degan tetapi bahagia, raport sudah diterima dengan angka angka bertinta hitam semuanya …yang berarti gifty dan kak khansa naik kelas. Gifty meloncat loncat gembira “ hore aku naik kelas aku mau liburan … …sampai di rumah, ayah dan ibu sudah menyambutnya dengan senyum lebar sembari berkata “ bagaimana anak-anak naik kelas semuanya? “ sudaaah….” Seru gifty dan kak khansa  serentak “ “maka kita siap berangakt ke rumah nenek” seru ayah tidak kalah senangnya.
Dengan naik motor Suzuki yang ayah punya sampailah gifty dan kak khansa ke rumah nenek, disana semua sudah menunggu..begitu sampai gifty langsung diajak yuyun adik sepupunya ke kolam ikan milik nenek untuk memberi makan ikan…dan tentu saja langsung mandi karena sudah sore dan jarak rumah nenek dengan kolam lumayan jauh bagi gifty.
Saat lagi seru serunya main air pancuran tiba tiba suara paman memanggil gifty dan yuyun untuk ikut ke hulu…”yuyun…gifty cepat mandinya kita ke hulu nyalain kincir” “kincir yun ?” “iya kincir jawabnya. “apa itu kincir? “ Tanya gifty. ..” kincir itu alat untuk nyalain listrik, sekarang rumah nenek sudah tidak gelap lagi lo”….jawab yuyun.
”Dulu kita harus nyalaain lampu petromak dan obor sebagai penerangan di dalam rumah dan di luar rumah dan kalau kita pergi ke surau kita harus bawa obor tapi sekarang sudah tidak lagi karena kita sudah bikin kincir yang tenaga airnya di jadikan sumber penerangan” jelas Yuyun
Dengan penasaran ikutlah gifty pergi bersama paman,,ternyata di air sungai yang airnya cukup deras paman berhenti, disana terlihat ada kincir yang lumayan besar paman turun dan mengalirkan air ke tempat tempat yang sudah di siapkann dan ketika kotak kotak air yang sudah dipersipakan,  tak lama kemudian lampu di saung kecil tempat istirahat paman menyala.. “ alhamdulillahirobilalamin” gumam paman.
Kami berjalan melewati pematang sawah  suasana sore hari terasa indah menyejukkan hati, langit berwarna orange terkena sinar mata hari yang sudah hamper terbenam, burung burung beterbangan seakan mengajak semua orang untuk segera masuk rumah beberapa paman tampak sudah bersiap menuju surau, kami berjalan sepanjang pematang melewati kebun- kebun yang hijau menambah sejuk hati gifty yang sangat menikmati suasana sore hari, tidak lama berselang terdengar suara adzan dari surau tidak jauh dari rumah nenek.
Keesokan harinya gifty bangun dan bersiap dengan bakul berisi piring dan gelas kotor, handuk di bahu kanan dan ember di tangan kanannya…gifty bergegas menuju kolam tempat paforitnya untuk mandi, cuci piring dan bajunya…
 “gifty ayo kita gembala kambing” kita cari tempat yang rumputnya hijau dan banyak” sambung paman.. tentu saja gifty gembira sambil berteriak “hore…aku  mau  paman…” giftypun lelu dengan sigap membuka kandang kambing dan 6 ekor kambing yang sudah dari tadi ramai minta makan langung lari keluar kandang bahkan gifty jatuh tertabrak salah seekor kambing
“ aduh…paman tolong….”,
“nah gifty besok lagi kamu berdirinya jangan depan pintu jadi tidak di tabrak kambing”  kata paman sambil membangunkan gifty .” kamu tidak apa-apa kan?” Tanya paman.
“tidak paman, aku Cuma kaget”jawab gifty.
” ayo kita susul kambing-kambingya nanti keburu ke kebun orang bias repot” kata paman
Tidak jauh dari kandang gifty melihat 5 ekor kambing lagi makan rumput dengan lahapnya,
“Paman satu ekor lagi gak kelihatan!” seru gifty pada paman,
“coba cari di sekitar kebun pa Hasan “ perintah paman. Giftypun mencarinya dan ternyata lsang kambing sedang melahap daun singkong di kebun pa hasan” gifty menggiring kambing sampai ke lapangan dan di gembalanya sampai siang hari…
Siang harinya setelah makan siang, bibi inah mengajak gifty untuk mencari kayu bakar…
” kita cari kayu bakar yuk…” ajak bibi inah , gifty pun dengan sigap membawa golok dan kain sesuai perintah bibi” bi golok buat apa?” Tanya gifty,
“oh itu untuk motong kayu bakar yang kita dapat nanti” jawab bi inah
“kalau kain ini untuk apa?” selidik gifty,
“itu buat kita memikiul kayu bakarnya” jelas bi inah
Berangkatlah bi inah dan gifty ke kebun mencari rantaaianag-ranting pohon yang bias dijadikan kayu bakar. Gifty tidak merasa lelah walau harus berjalan lumayan jauhnya, sebab bi inah selalu bercerita dan menyayi untuknya, “itu yang bikin aku betah di sini” gumam gifty dalam hati. Suasana desa yang sangat damai, hening, hijau dan sejuk membuat gifty enggan untuk cepat pulang.
Kolam ikan dan air pancuran menambah suasana  lain yang menentramkan hatinya, kambing-kambing yang tidak berhenti mengembik yang membutuhkan ketelatenan pada saat menggembalakannya serta temaramnya lampu yang dihasilkan dari sungai dekat rumah menjadikan kenangan tidak terlupakan oleh gifty…
Dua minggu dia habiskan dengan keluarga nenek di kampung menjadikan gifty tidak mau pulang dan membuat bingung  ayah dan ibu saat menjemputnya
“gifty gak mau pulang..mau disini sama nenek dan kambing” jelas dia pada ayah ibunya
“ ya nanti liburan depan gifty ke sini lagi” bujuk ayah
Dengan berat hati gifty akhirnya pulang, “ bulan depan gifty harus kesini lagi” kata nenek. “Karena kita mau panen dukuh dan cengkeh” lanjut nenek.” Tapi gifty juga harus belajar dulu bisr nilainya
Betapa girangnya gifty mendengar mau diajak panen dukuh dan cengkeh oleh nenek…
Maka pulanglah gifty bersama ayah, kakak naik motor Suzuki, motor yang paling bagus yang ayah miliki,…