DiTUBRUK KAMBING
Gifty
masih belum bisa menutup matanya padahal jam di dinding sudah berdentang
sebelas kali, suara jangkrikpun sudah semakin ramai terdengar. Kakak sudah tidur
pulas ya… dari suara bunyi ZZZZZ…dari tempat tidurnya…gifti bangun keluar kamar
dengan langkah pelan maklum takut membangunkan ayah dan ibu nanti jadi berabe
deh..pikiran gifty tidak sabar menunggu esok hari saat pembagian rapot kenaikan
kelas, gifty khawatir tidak naik kelas
sebab kalau tidak naik kelas gifty tidak bisa berlibur kerumah nenek di kampung,
gifty sudah rindu sekali sama nenek terutama sama kambing yang tidak pernah
berhenti mengembik, gemericik air di sungai, air pancuran yang selalu menjadi
tempat paforit saat gifty mandi pagi dan sore. Pikiran gifty terus terbang
melayang membayangkan suasana desa yang terus menjadi penyemangat dalam
hidupnya.
Terdengar suara ayah
memanggil nama: “Gifty cantik …bangun nak solat subuh lalu siap-siap pergi
sekolah,,hari ini kan hari kenaikan kelasmu” gifty tersentak bangun dan
ternyata suara adzan subuh terdengar sayup sayup..segera gifty pun mandi,
sholat subuh dan bersiap-siap ke
sekolah…
Ibu: “ini nasi dan
lauknya buat gifty, ini buat kakak dan jangan lupa yang satu lagi berikan
kepada ibu guru ya”
Gifty: “ iya bu buat ibu guru biar aku yang ngasih ya bu?
Ibu: “ iya nanti ibu
bilang sama kakak, makanan buat ibu guru gifty yang ngasihnya”
Berangkatlah gifty dan
kak Khansa ke sekolah dengan hati deg degan tetapi bahagia, raport sudah diterima
dengan angka angka bertinta hitam semuanya …yang berarti gifty dan kak khansa
naik kelas. Gifty meloncat loncat gembira “ hore aku naik kelas aku mau liburan
… …sampai di rumah, ayah dan ibu sudah menyambutnya dengan senyum lebar sembari
berkata “ bagaimana anak-anak naik kelas semuanya? “ sudaaah….” Seru gifty dan
kak khansa serentak “ “maka kita siap
berangakt ke rumah nenek” seru ayah tidak kalah senangnya.
Dengan naik motor
Suzuki yang ayah punya sampailah gifty dan kak khansa ke rumah nenek, disana
semua sudah menunggu..begitu sampai gifty langsung diajak yuyun adik sepupunya
ke kolam ikan milik nenek untuk memberi makan ikan…dan tentu saja langsung
mandi karena sudah sore dan jarak rumah nenek dengan kolam lumayan jauh bagi
gifty.
Saat lagi seru serunya
main air pancuran tiba tiba suara paman memanggil gifty dan yuyun untuk ikut ke
hulu…”yuyun…gifty cepat mandinya kita ke hulu nyalain kincir” “kincir yun ?” “iya
kincir jawabnya. “apa itu kincir? “ Tanya gifty. ..” kincir itu alat untuk
nyalain listrik, sekarang rumah nenek sudah tidak gelap lagi lo”….jawab yuyun.
”Dulu kita harus
nyalaain lampu petromak dan obor sebagai penerangan di dalam rumah dan di luar
rumah dan kalau kita pergi ke surau kita harus bawa obor tapi sekarang sudah
tidak lagi karena kita sudah bikin kincir yang tenaga airnya di jadikan sumber
penerangan” jelas Yuyun
Dengan penasaran
ikutlah gifty pergi bersama paman,,ternyata di air sungai yang airnya cukup
deras paman berhenti, disana terlihat ada kincir yang lumayan besar paman turun
dan mengalirkan air ke tempat tempat yang sudah di siapkann dan ketika kotak
kotak air yang sudah dipersipakan, tak
lama kemudian lampu di saung kecil tempat istirahat paman menyala.. “
alhamdulillahirobilalamin” gumam paman.
Kami berjalan melewati
pematang sawah suasana sore hari terasa
indah menyejukkan hati, langit berwarna orange terkena sinar mata hari yang
sudah hamper terbenam, burung burung beterbangan seakan mengajak semua orang
untuk segera masuk rumah beberapa paman tampak sudah bersiap menuju surau, kami
berjalan sepanjang pematang melewati kebun- kebun yang hijau menambah sejuk
hati gifty yang sangat menikmati suasana sore hari, tidak lama berselang
terdengar suara adzan dari surau tidak jauh dari rumah nenek.
Keesokan harinya gifty
bangun dan bersiap dengan bakul berisi piring dan gelas kotor, handuk di bahu
kanan dan ember di tangan kanannya…gifty bergegas menuju kolam tempat
paforitnya untuk mandi, cuci piring dan bajunya…
“gifty ayo kita gembala kambing” kita cari
tempat yang rumputnya hijau dan banyak” sambung paman.. tentu saja gifty
gembira sambil berteriak “hore…aku mau paman…” giftypun lelu dengan sigap membuka
kandang kambing dan 6 ekor kambing yang sudah dari tadi ramai minta makan
langung lari keluar kandang bahkan gifty jatuh tertabrak salah seekor kambing
“ aduh…paman tolong….”,
“nah gifty besok lagi
kamu berdirinya jangan depan pintu jadi tidak di tabrak kambing” kata paman sambil membangunkan gifty .” kamu
tidak apa-apa kan?” Tanya paman.
“tidak paman, aku Cuma
kaget”jawab gifty.
” ayo kita susul
kambing-kambingya nanti keburu ke kebun orang bias repot” kata paman
Tidak jauh dari kandang
gifty melihat 5 ekor kambing lagi makan rumput dengan lahapnya,
“Paman satu ekor lagi
gak kelihatan!” seru gifty pada paman,
“coba cari di sekitar
kebun pa Hasan “ perintah paman. Giftypun mencarinya dan ternyata lsang kambing
sedang melahap daun singkong di kebun pa hasan” gifty menggiring kambing sampai
ke lapangan dan di gembalanya sampai siang hari…
Siang harinya setelah
makan siang, bibi inah mengajak gifty untuk mencari kayu bakar…
” kita cari kayu bakar
yuk…” ajak bibi inah , gifty pun dengan sigap membawa golok dan kain sesuai
perintah bibi” bi golok buat apa?” Tanya gifty,
“oh itu untuk motong
kayu bakar yang kita dapat nanti” jawab bi inah
“kalau kain ini untuk
apa?” selidik gifty,
“itu buat kita memikiul
kayu bakarnya” jelas bi inah
Berangkatlah bi inah
dan gifty ke kebun mencari rantaaianag-ranting pohon yang bias dijadikan kayu
bakar. Gifty tidak merasa lelah walau harus berjalan lumayan jauhnya, sebab bi
inah selalu bercerita dan menyayi untuknya, “itu yang bikin aku betah di sini”
gumam gifty dalam hati. Suasana desa yang sangat damai, hening, hijau dan sejuk
membuat gifty enggan untuk cepat pulang.
Kolam ikan dan air
pancuran menambah suasana lain yang
menentramkan hatinya, kambing-kambing yang tidak berhenti mengembik yang
membutuhkan ketelatenan pada saat menggembalakannya serta temaramnya lampu yang
dihasilkan dari sungai dekat rumah menjadikan kenangan tidak terlupakan oleh
gifty…
Dua minggu dia habiskan
dengan keluarga nenek di kampung menjadikan gifty tidak mau pulang dan membuat
bingung ayah dan ibu saat menjemputnya
“gifty gak mau
pulang..mau disini sama nenek dan kambing” jelas dia pada ayah ibunya
“ ya nanti liburan
depan gifty ke sini lagi” bujuk ayah
Dengan berat hati gifty
akhirnya pulang, “ bulan depan gifty harus kesini lagi” kata nenek. “Karena
kita mau panen dukuh dan cengkeh” lanjut nenek.” Tapi gifty juga harus belajar
dulu bisr nilainya
Betapa girangnya gifty
mendengar mau diajak panen dukuh dan cengkeh oleh nenek…
Maka pulanglah gifty
bersama ayah, kakak naik motor Suzuki, motor yang paling bagus yang ayah miliki,…