Jumat, 09 Mei 2014

makna hardiknas bagi guru dan siswa



Makna peringatan Hardiknas 2014  dan peradaban bangsa
selamat memperingati hari pendidikan nasional   bagi seluruh guru  dan keluarga besar pendidikan di Indonesia semoga dengan peringatan hari pendidikan nasional tahun ini kita bisa lebih meningkatkan kreatifitas kita dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan beradab . tema peringatan kali ini adalah PENDIDIKAN UNTUK PERADABAN INDONESIA YANG UNGGUL
Mengambil makna dari peringatan hardiknas  tersebut. Menjadikan momentum dalam memicu diri dalam meningkatkan kualitas diri dalam berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran sehingga kelak menghasilkan SDM yang unggul dan beradab. Mengingat pendidikan karakter dan tujuan adanya kurikulum 2013 ini adalah ingin menciptakan peradaban yang unggul dam memanusiakan manusia sehingga menjadikan manuasia yang benar-benar manusia unggul dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Kendala yang dihadapi guru dalam menciptakan sebuah peradaban yang unggul, dimana guru memerlukan perlindungan hukum yang jelas sehingga tiada keraguan bagi guru dalam menciptakan suasana  pendidikan yang nyaman bagi guru, peserta didik dan lingkungan pendidikan disekelilingnya. Maka melalui peringatan hardiknas kali ini mengharap adanya perhatian yang lebih baik bagi perlindungan akan profesi guru.
Lebih lanjut akan makna yang harus diambil guru dari peringatan ini adalah TUT WURI HANDAYANI  merupakan acuan guru dalam mewujudkan pendidikan istimewa, guru senantiasa menjadi panutan sosok guru yang bisa ditiru dan digugu oleh peserta didiknya sehingga pemodelan, pembiasaan, dan pembudayaan  akan karakter baik melekat pada diri guru serta pada lingkungan pendidikan sehingga tercipta lingkungan yang menyenangkan bagi seluruh warga sekolah.
Lalu makna yang harus diambil dari peringatan hardiknas boleh siswa adalalah, bahwa para siswa harus memiliki kesadaran yang penuh bahwa pendidikan sarana dalam mencapai cita-cita hidup. Lingkungan pendidikan dijadikan sarana belajar yang membekali diri siswa untuk menjadi individu yang beradab dan berilmu, para siswa harus senantiasa mengimplementasikan hasil pendidikannya dalam kehidupannya. Tidak menyakiti orang lain baik fisik mauppun non fisik, menghargai orang lain, melakukan semua hal dengan penuh tanggung jawab adalah makna yang harus di ambil dan dilaksankana dalam kehidupan oleh para siswa sehingga dengan itu semua peradaban dibangun sehingga menghasilkan sosok individu yang unggul.
 Sumber bacaan:

Minggu, 20 April 2014

Makna Peringatan Hari Kartini Bagi Pelajar



Tanggal 21 April biasa diperingati hari Kartiini tetapi kalau kita tanyakan kepada para pelajar, tidak menutup kemungkinan ada yang hapal, lupa, bahkan ada juga yang tidak tahu.  RA Kaartini pejuang emansipasi wanita sehingga kedudukan wanita saat ini menjadi sama derajatnya dengan kaum laki-laki. Persamaan hak dan kewajiban menjadi pertanda berhasilnya perjuangan beliau.
Peringatan hari Kartini saat ini apakah hanya terdiri dari simbolik saja dengan mengenakan pakaian kebaya, lomba-lomba yang dilakukan oleh bapak-bapak dengan mengenakan daster saja. Tidak dan bukan itu makna yang dapat kita petik dari perjuangan dan dari diri pribadi RA Kartini.
Bagi para pelajar khususnya , makna apa yang dapat di ambil atasnya?,
            1. Religious
 RA Kartini memiliki jiwa religius yang tinggi sehingga dia mampu mengubah  pendidikan keagamaan yang tadinya tabu untuk dijelaskan menjadi tidak tabu dan bahkan di publikasi dengan.
2. Pembelajar
Makna yang bisa di petik dari sifat ini adalah : Sebagai pelajar harus memiliki semangat pembelajar tinggi, tidak terbatas  keadaan dan tidak pantang menyerah dalam menghadapi persoalan-persoalan dan masalah dalam belajar. semangat Kartini    dalam belajar telah membawa dia menuntut ilmu di negara lain padahal pada saat itu yang diperbolehkan untuk belajar hanya kaum laki-laki . Beliau banyak membaca dan menulis surat  tentang semua hasil pemikirannya sehingga kumpulan suraat-surat beliau yang dikirim kepada sahabatnya yang kemudian dibukukan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.                                                                                                                                                                                                       
3. Peduli sosial
Sikap peduli sosial yang di tunjukan RA kartini adalah jelas beliau sangat peduli terhadap perempuan yang pada saat itu tidak diperkenankan  bersekolah.  maka beliau mengumpulkan teman-temannya untuk kemudia diajarinya membaca dan berbagai ilmu sehingga pada sat ini dapat terlihat hasilnya dengan banyaknya perempuan yang memiliki kedudkan lebih tinggi tetapi tidak melupakan kodrartnya sebagi wanita.
4. Bermoral baik
 Di jaman sekarang ini dengan pesatnya IPTEK telah mengubah moral para pelajr yang tidak memiliki rassa respect and responsible sehingga moral pelajar kita skarang ini diambang kehancuran. lantas apa yang bisa para pelajar maknai dari sikap RA Kartini dalam kehidupan ini? Tanamkan rasa hormat, Peduli sosial dan  tanggung jawab dalam kehidupan sehingga pasti pelajar itersebut akan menjadi individu bermoral baik  dan sudah dipastikan RA Kartini dapat istirahat dengan tenang.
Emansipasi tanpa dibarengi dengan moral baik tidak akan terjadi kedamaian, semoga para pelajar kita tercinta ini dapat menentukan dirinya dan mengambil pembelajaran dari peringatan hari Kartini sehingga akan tumbuh Kartini-Kartini muda yang unggul.
2.      SELAMAT HARI KARTINI 2014 SEMOGA MENJADI MOMENTUM PERBAIKAN DIRI KEARAH YANG LEBIH BAIK  AMIN...

Sabtu, 19 April 2014

Diskursus Sipil Positif melalui Pembelajaran EFL

Diskursus Sipil Positif melalui Pembelajaran EFL

Pendahuluan
Pengaruh pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan perkembangan dunia semakin cepat, pertumbuuhan ekonomi, budaya dan sosial semakin cepat dan sangat mudah. tidak adanya jarak yang memisahkan antara satu individu di negara yang satu dengan individu lainnya di negara lain pula, tidak terbatas  jarak dan waktu semua hanya dilakukan dengan satu bidikan maka semuanya terbuka dengan gamblang.
pengaruh tersebut telah pula mempengaruhi di segala lini kehidupan bernagsa dan bernegara, pengaruh tersebut telah pula mengubah prilaku cara belajar anak, interaksi sosial dilakuakan melalui media elektronik sehingga interaksi sosial yang seharusnya meningkatkan hubungan pribadi yang satu dengan yang lainnya menjadi bias  sehingga rasa ego pun muncul  dengan kuatnya. 
Pengaruh pada cara belajar oara pelajar pun kini semakin berubah, mereka tidak merasa tertantang untuk mengasah pengetahuan nya dengan cepat dan melekat lama tetapi mereka menerima jawaban instan sehingga pengetahuan yang mereka peroleh hanya berumur sebentar saja, ditambah lagi dengan perubahan prilaku dikalangan pelajar yang sudah tidak lagi mengenal toleransi dan kerjasama yang diartikan negarif saja sehingga mengakibatkan maraknya kekerasan dikalangan pelajar, pergaulan bebas marak terjadi dengan seringnya didengan pemberitaan yang menyebutkan adanya anak usia Sd memperkosa temannya sendiri dan  dengan tidak adanya sikap peduli yang diwujudkan dengan adanya sikap toleransi dan kerjasama mengakibatkan kerap terjadinya tawuran antar pelajar baik di tingkat dasar maupun mahasiswa
Denagn adanya diskursus tersebut mengakibatkan kekhawatiran yang luarbisa dikalangan praktisi pendidikan dan orang tua serta masyarakat pada umumnya. sementara pendidikan diharapkan dapat mengubah dikursus sipil negataf tersebiut kedalam diskursus sipil positif sehingga fungsi pendidikan yang menciptakan manusia yang beriman, taqwa dan berakhlak mulia (UU no 20 tahun 2003 pasal 3)
Diskursus Sipil Positif

Istilah Diskursus adalah permintaan orang untuk mendengar dengan hormat 1atas pernyataan orang lain Gerhart (2009).   Rehm   mengemukakan bahwa Diskursus sipil adalah kemampuan kita dalam berkomunikasi tentang topik-topik yang kita tidak setujui dan kemampuan kita dalam mendengarkan masing-masing perspektif. Gergen menggambarkan diskursus sebagi bahasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan dan mensyaratkan untuk menghargai partisipan lain seperti pembaca. 
Diskursus sipil seperti yang diungkapkan Gergen sama dengan diskursus ethik bahkan lebih simpel. Mengambil dari diskursus Gergen’s diharapkan untuk memegang aturan etik, aturan aturan tersebut termasuk tujuan, kedamaian, tanpa judgement. Diskursus sipil merupakan diskusi yang masuk akal dibandingkan dengan sebuah emotional display. Diskursus sipil telah digunakan oleh perwakilan dalam konvensi konstitusional. Diskursus sipil dimulai dengan memperlihatkan  rasa hormat  selama perbedaan pendapat-pendapat. Pada saat bertukar pendapat atau ide khususnya dalam topik hangat seperti politik, hal itu akan menjadi suatu tantangan dalam menjaga aturan dalam perdebatan. (http://www.ehow/how 7853735 reclaim-civil -discourse.html).  
Diskursus sipil dimulai dengan menunjukan rasa hormat atas perbedaan pendapat.  Ketika bertukar pendapat khususnya pada topik yang lagi hangat seperti politik pada saat emosi memuncak pada saat berdebat  maka diperlukan pengaturan dalam mengontrol  emosi diri, menunjukan rasa hormat dalam perbedaan pendapat bahkan  dengan lawan sekalipun. Masyarakat dipertontonkan dengan diskursus sipil negatif melalui debat yang ditayangkan melalui  Televisi, dari amarah yang terdengar, tidak ada maaf yang terlontar dan menyakitkan hati. Merupakan hal yang tidak boleh  berlaku dalam kehidupan berdemokratis. Maka diskursus sipil positiflah yang senantiasa di pertunjukan kepada siswa-siswaSebenarnya diskursus sipil positif menunjukan tingkah laku yang positif sementara yang negative secara tidak langsung diperoleh dari tingkah laku yang kasar pada saat diskusi (Rwe, 2003) dalam  Apriliaswati, (2011:16). Diskursus sipil positif merupakan interaksi social yang baik dan perlu di praktekan dan atau dilatihkan karena membangun rasa hormat kepada orang lain tidak dapat terjadi dengan salah satu pengalaman pemebelajaran saja tetapi perlu di aktualisasikan dengan nyata.       
Melalui diskursus sipil positif pembelajaran menghargai orang lain, belajar mendengarkan pendapat orang lain, belajar mengajukan pertanyaan dan berargumen dengan baik merupakan hal-hal positif yang ditanamkan melalui praktek-praktek berkelompok dalam setiap pembelajaran dengan senantiasa mengedepankan nilai bekerjasama dan toleransi yang terkandung dalam setiap proses interaksinya dengan melakukan  saling  mendengar  dengan penuh perhatian, berbagi pendapat walaupun tidak sependapat,  berani mengajukan pertanyaan, berani berargumen dan akhirnya menghasilkan kesepakatan dengan rukun tanpa saling merasa benar.
English Foreign Language (EFL)

Pembelajaran bahasa asing  diarahkan kepada pemberian keterampilan hidup (life skill) yaitu kemampuan untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan di mana keterampilan berkomunikasi tersebut merupakan alat yang sangat di perlukan dalam berinteraksi dalam kehidupan bersosial. 
Sebagai alat komunikasi bahasa dibutuhkan oleh setiap orang. Orang yang belajar bahasa maka dia belajar bagaimana menggunakan bahasa dalam konteks yang tepat. Pembelajaran bahasa di sekolah adalah bagaimana menciptakan siswa bisa menggunakan bahasa tersebut dalam ineteraksi sosial. Model Bahasa yang digunakan dalam Kurikulum Bahasa Inggris 2004 yang menganggap bahasa sebagai sarana menciptakan interaksi sosial telah menempatkan bahasa dalam konteks budaya dan konteks situasi (Depdiknas 2004).  Konteks budaya akan melahirkan berbagai jenis teks dan konteks situasi akan menentukan bahasa yang akan kita pilih. 
Bahasa Inggris bagi Bangsa Indonesia merupakan bahasa asing (English foreign language)  dimana dalam pembelajarannya dibutuhkan keterampilan seorang guru sehingga para pembelajar tidak merasa bahwa bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL) bagi dirinya sehingga menyulitkan mereka yang akan berdampak pada ke engganan para pembelajar untuk mempelajari bahasa Inggris tersebut.   
Implementasi Diskursus Sipil Positif melalui pembelajaran EFL

Guru yang memiliki kompetensi khususnya kompetensi pedagogic sesuai dengan UU Guru dan Dosen No 14 tahun 2005 dimana guru dalam mengelola pembelajaran haruslah menggunakan strategi strategi yang memudahkan pembelajar dalam mempelajari bahasa Inggris (EFL).Penerapan pengembangan diskursus sipil positif pada pembelajaran EFL  (English Foreign Language) khususnya melalui pembelajaran kooperatif model country and ambassador yaitu dengan cara kelas dibagi menjadi delapan kelompok masing-masing kelompok terdiri dari empat atau lima orang anggota, lalu kelompok tersebut dinamai dengan suatu Negara (country) lalu ketuanya dinamai Ambassador  dan anggota yang lainnya disebut warga negara (citizen). Kemudian Guru memanggil Ambasador untuk diberi penjelasan tentang indikator-indikator sikap yang terkandung dalam diskursus sipil positif   yang harus disampaikan kepada warga negaranya sampai mereka paham dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Beberapa menit kemudian Ambassador  di panggil untuk berkumpul memilih sekertaris jendral PBB, pada tahapan ini guru dapat langsung melihat proses pemilihan dan indicator-indikator  diskursus sipil positif tercermin dari sikap masing-masing Ambasador. Setelah penentuan sekertaris jendral PBB Lalu Ambasador kembali ke negaranya dengan membawa tugas materi pelajaran yang harus  di diskusikan bersama-sama. Setelah selesai Ambasador mendiskusikan hasil kerja Warga Negaranya dengan Ambassador lainya, sementara salah seorang Warga Negara dari masing-masing negara  (country)   berkunjung ke Negara lain untuk menyampaikan hasil diskusinya dan mendiskusikannya dengan negara tersebut guna mendapatkan  hasil yang paling baik.
 Penilaian Diskursus sipil positip pada pembelajaran EFL 
Penilaian merupakan alat ukur yang digunakan atas keterampilan tertentu sehingga dapat terlihat hasil yang baik setelah  pemeriksaan secaraLalu bagaimana cara melakukan penilaiannya?  Proses penilaian dilakukan dpada saat terjadi diskusi dalam kelompok maupun dengan kelompok lain guru menilai keterterapan diskursus sipil positif yang telah disampaikan Ambassador melalui pengamatan selama proses pembelajaran, penilaian diri, penilaian teman sebaya. Penilaian tersebut dengan kriteria penilaian   terendah adalah belum terlihat, mulai terlihat, terlihat dan tingkatan paling tinggi atau baik adalah pada tahapan membudaya. Dalam kurikulum 2013 penilaian penerapan diskursus sipil positif merupakan penilaian sikap (KI 2). 
Bersamaan dengan itu penilaian pun terjadi terhadap hasil belajar Bahasa Inggris itu sendiri melalui  jawaban-jawaban yang dihasilkan secara berkelompok selama proses pembelajaran dan melalui tes akhir (post test).  Dalam Kurikulum 2013 penilaian ini termasuk pada penilaian pengetahuan dan keterampilan (KI 3 dan KI 4).
Kesimpulan dan saran
Dalam rangka menanggulangi pengaruh negatif dari pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang melanda para pelajar maka dilakukan pengembangan karakter peduli yang indikatornya adalah toleransi dan kerjasama. Diskursus sipil positif yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran EFL dapat meningkatnya karakter peduli dengan indikator intinya adalah toleransi dan kerjasama sehingga tumbuh kembali sikap toleransi, mereka mau bekerjasama untuk mewujudkan perdamaian dan melakukakan hal-hal kebaikan dalm interaksi sosialnya.
saran: diperlukan guru-guru yang berkomitmen tinggi dalam bertugas sehingga meningkatkan keefektifan dalam prosesamin yarobal alamin.. belajar sehingga diskursus sipil positif dapat berkemabng dengan mudah

demikian uraian singkat ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua