Tanggal 25 November yang akan datang merupakan Hari Guru Indonesia (HGI)
yang bertepatan dengan HARI Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI ),
Organisasi profesi tersebut sudah banyak memperjuangkan nasib guru di
Indonesia, berkat perjuangannya itu lah maka lahirlah Undang-Undang Guru dan
Dosen No 14 tahun 2005. Serta berhasil pula meningkatkan kesejahteraan
berupa tunjangan profesi (sertifikasi Guru) dan perlu
diacungi jempol bahwa dengan perjuangannya tersebut kesejahteraan Guru
Indonesia sudah semakin meningkat.
Meningkatnya kesejahteraan guru belum sepenuhnya dibarengi dengan
kesadaran guru untuk terus meningkatkan pelayanan pada peserta didiknya dan
meningkatkan kualitas diri melalui berbagai kegiatan pengembangan dirinya.
Masih banyak guru yang tetap asik dengan dirinya sendiri, dimana proses
pembelajaran dan atau pemberian pelayanan kepada peserta didiknya hanya segitu-gitu saja tanpa berusaha untuk
memberikan yang terbaik bagi anak bangsa, atau setidaknya ikut
melongok atau sekedar melirik kepada proses pembelajaran dan pelayanan
yang diberikan oleh rekan rekannya kepada peserta didik yang tentu saja untukk mengambil hal –hal yang baik, selanjutnya dipraktekan dalam proses
pembelajarannya. Kalau hal itu sudah sanggup dilakukan oleh seorang guru maka
tentu saja lambat laun mutu pendidikan baik guru maupun peserta didiknya akan
terus meningkat.
Keinginan untuk terus meningkatkan kualitas diri tidak akan muncul
manakala seorang guru tidak memiliki keinginan dengan penuh kesadaran mengubah
dirinya sendiri (selfreform) dan membuka pikirannya atau cara pandangnya (mind
set) terhadap sesuatu serta berani
menerima perubahan apabila diperlukan, hal itu dapat terjadi pada dirinya, orang
lain atau bahkan pada apapun juga.
Salah satu bentuk kepribadian guru yang
diharapkan oleh Pemerintah dalam permendikanas No 16 tahun 2007, adalah yang
mimiliki kepribadian yang baik, agamis, pancasilais serta menawarkan. Kepribadian
akan turut menetukan apakah guru
tersebut sudah layak sebagai pendidik
yang baik atau sebaliknya, atau bahkan menjadi
perusak anak didiknya. Sikap dan citra negative seorang guru dan berbagai
penyebabnya seharusnya dihindari jauh-jauh agar tidak mencemarkan nama baik
guru, sehingga guru menjadi semakin wibawa, dan terasa sangat dibutuhkan anak
didik dan masyarakat luas.
Kepribadian seorang guru merupakan hal yang sangat mudah untuk ditiru
atau sebagai model yang paling jitu untuk turut membangaun karakter atau
kepribadian peserta didik, sangatlah ironis sekali, Pemerintah saat ini sedang
gencar menggunakan kata karakter pada setiap pembelajaran yang berlangsung,
namun sebenarnya karakter bangsa Indonesia yang konon sedang krisis adalah
salah satu andil dari guru-guru, sebab apabila guru memiliki kepribadian
Indonesia yang Pancasilais dan agamais
serta menanamkan butur-butir Pancasila dalam setiap geraknya maka otomatis
peserta didik akan terus meniru dan meneladani sikap (kepribadian) guru
tersebut, maka karakter bangsa Indonesia tidak akan hilang tergerus oleh jaman
yang semakin tak jelas.
Selamat hari Guru Indonesia ke 66 dan selamat hari PGRI yang ke 66.
Semoga guru terus melaksanakan
TUT WURIHANDAYANI pada setiap event.